Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada Q4 2024, melampaui perkiraan pasar sebesar 4,98% dan meningkat dari kenaikan terendah dalam setahun sebesar 4,95% pada Q3. Konsumsi swasta tumbuh sedikit lebih cepat (4,98% vs 4,91% pada Q3), meskipun terjadi moderasi dalam belanja pemerintah (4,17% vs 4,62%) dan investasi tetap (5,03% vs 5,16%). Dari sisi perdagangan, ekspor melambat (7,63% vs 8,79%) di tengah permintaan global yang lemah, sementara impor tetap tangguh (10,36% vs 11,92%). Dari sisi produksi, output meningkat untuk pertambangan (3,95% vs 3,46%), manufaktur (4,89% vs 4,72%), komunikasi (7,45% vs 6,82%), perdagangan grosir dan eceran (5,19% vs 4,82%), real estat (2,97% vs 2,32%), dan pendidikan (2,95% vs 2,56%). Untuk sepanjang tahun, ekonomi tumbuh sebesar 5,03%, tidak mencapai target resmi sebesar 5,2% dan menandai bacaan terendah dalam tiga tahun. Untuk tahun 2025, target pertumbuhan PDB tetap di 5,2%. Namun, bank sentral baru saja memangkas perkiraan pertumbuhan tahun ini menjadi 4,7%-5,5% dari 4,8%-5,6%, mengutip gangguan tarif AS.
PDB (Produk Domestik Bruto) di Indonesia tumbuh 5,02 persen pada kuartal keempat tahun 2024 dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Pertumbuhan GDP Tahunan di Indonesia rata-rata sebesar 4,89 persen dari tahun 2000 hingga 2024, mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 7,16 persen pada kuartal keempat tahun 2004 dan level terendah sebesar -5,32 persen pada kuartal kedua tahun 2020.
PDB (Produk Domestik Bruto) di Indonesia tumbuh 5,02 persen pada kuartal keempat tahun 2024 dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Pertumbuhan GDP Tahunan di Indonesia diperkirakan akan mencapai 4,90 persen pada akhir kuartal ini, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis.