Impor Indonesia secara tahunan naik 4,14% menjadi USD 20,31 miliar pada Mei 2025, di luar ekspektasi pasar yang memperkirakan turun 0,1%.
Kenaikan tersebut menandai pertumbuhan bulan keempat berturut-turut, didorong oleh efek jeda 90 hari terhadap pengenaan tarif AS.
Namun, angka terbaru menunjukkan perlambatan yang signifikan dari sebelumnya melonjak 21,84% pada April, kenaikan terbesar dalam hampir tiga tahun, karena aktivitas yang terbatas selama masa liburan.
Impor non-migas terus meningkat (5,44% vs 29,86% pada April) menjadi USD 17,67 miliar.
Sementara itu, impor migas menurun lebih lambat (-3,8% vs -15,57%) menjadi USD 2,64 miliar, terutama dipengaruhi oleh penurunan pembelian minyak mentah (-12,34%).
Berdasarkan negara tujuan impor, impor meningkat dari China (20,05%), Jepang (22,45%), Korea Selatan (3,61%), dan Taiwan (42,57%).
Sebaliknya, pembelian dari AS merosot 11,72%.
Impor dari ASEAN turun 2,38%, tertekan oleh impor dari Thailand yang anjlok sebesar 13,89%.
Begitu pula, impor dari UE merosot 23,85%, terutama dari Jerman (-10,30%).
Sepanjang tahun ini, impor naik 5,45% menjadi USD 96,60 miliar.