Cadangan devisa Indonesia turun menjadi USD 152,5 miliar pada April 2025, turun dari USD 157,1 miliar pada Maret — level tertinggi sepanjang sejarah.
Ini menandai level terendah sejak November lalu, terutama karena pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya bank sentral untuk menstabilkan rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang persisten.
Angka terbaru cukup untuk menutupi 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, tetap jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank sentral menegaskan bahwa cadangan devisa diharapkan tetap mencukupi dalam beberapa bulan mendatang, didukung oleh prospek ekspor yang positif, surplus dalam neraca modal dan keuangan, serta imbal hasil investasi yang menarik.