Ekspor dari Indonesia meningkat 4,78% dari tahun sebelumnya menjadi USD 23,46 miliar pada Desember 2024, jauh di bawah perkiraan pasar sebesar kenaikan 7,38% dan melambat tajam dari revisi marginal 9,10% pada bulan sebelumnya.
Ini menandai bulan kesembilan berturut-turut pertumbuhan ekspor tetapi laju terlemah sejak Juni, karena pertumbuhan yang lebih lembut dalam ekspor non-migas (4,83% vs 9,54% pada bulan November).
Penjualan naik ke AS (19,16%), Tiongkok (0,39%), negara-negara ASEAN (22,32%), dan UE (4,39%).
Di antara komoditas, penjualan meningkat terutama untuk lemak dan minyak nabati (31,40%), besi dan baja (3,82%), dan mesin serta peralatan mekanis serta bagiannya (22,11%).
Sebaliknya, penjualan bahan bakar mineral, yang merupakan penyumbang terbesar untuk ekspor non-migas, anjlok 7,62%.
Sementara itu, ekspor minyak dan gas meningkat 4,09% menjadi USD 1,54 miliar karena lonjakan dalam minyak mentah (104,70%) dan gas alam (11,19%).
Untuk keseluruhan tahun 2024, ekspor meningkat 2,29% menjadi USD 264,70 miliar.