Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar USD 4,9 miliar pada Mei 2025, berdasarkan data bea cukai awal, kata Menteri Keuangan pada hari Selasa.
Pembacaan terbaru ini akan menandai surplus perdagangan terbesar sejak Juli 2024, dengan ekspor mencapai USD 25,3 miliar dan impor sebesar USD 20,4 miliar.
Badan Pusat Statistik dijadwalkan merilis data final pada 1 Juli.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat bahwa meskipun angka perdagangan terlihat kuat, ketegangan perdagangan dan perlambatan pertumbuhan global telah membebani ekspor dan kemungkinan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.
Pertumbuhan yang kuat tercatat dalam ekspor produk pertanian dan barang manufaktur pada bulan Mei, meskipun terjadi penurunan tajam dalam pengiriman produk pertambangan, tambahnya.
Negara ini mencatat surplus perdagangan sebesar USD 0,15 miliar pada April 2025, yang terkecil sejak April 2020, terutama karena lonjakan impor sebesar 21,8%.
Pada Mei 2024, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar USD 2,9 miliar.