Otoritas Moneter Singapura (MAS) melonggarkan kebijakan moneternya pada Januari 2025, langkah pertama sejak 2020 di tengah penurunan inflasi inti yang lebih cepat dari perkiraan dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi domestik seiring meningkatnya hambatan dari kebijakan perdagangan global.
Bank sentral tersebut mengatakan akan sedikit mengurangi kemiringan pita kebijakan tingkat tukar efektif nominal SGD (S$NEER), tanpa perubahan pada lebar atau tingkat pusatnya.
Inflasi inti di perekonomian kota tersebut turun menjadi 1,9% yoy pada Q4 dari sebelumnya 2,7%.
Angka tersebut diperkirakan rata-rata 1,0–2,0% pada 2025, lebih rendah dari perkiraan bulan Oktober sebesar 1,5–2,5%.
Sementara itu, inflasi utama dapat mencapai antara 1,5%–2,5% pada 2025, dibandingkan dengan 2,4% pada 2024.
Mengenai PDB, pertumbuhan diproyeksikan sekitar 1%-3% pada 2025, kurang dari 4% pada 2024, dengan tingkat output mendekati potensi untuk 2025.
""Dampak perubahan kebijakan perdagangan global dapat membebani sektor manufaktur dan jasa terkait perdagangan,"" kata MAS dalam sebuah pernyataan.