Perekonomian Tiongkok tumbuh 5,2% yoy pada kuartal 2, 2025, melambat dari 5,4% pada dua kuartal sebelumnya dan mencatatkan laju terendahnya sejak kuartal 3 2024. Meski demikian, rilis terbaru itu sedikit di atas konsensus pasar sebesar 5,1%, didukung sebagian oleh berbagai langkah kebijakan Beijing di tengah jeda pemberlakuan tarif. Pada Juni, aktivitas industri ternyata mencapai laju tertingginya dalam tiga bulan, sementara tingkat pengangguran tetap pada level terendahnya dalam enam bulan. Namun, penjualan eceran melambat, dengan laju paling lemah dalam empat bulan sekalipun pemerintah memberikan subsidi untuk pemberian barang elektronik. Beralih ke perdagangan, ekspor Tiongkok tumbuh lebih cepat seiring upaya pabrikan yang mempercepat pengiriman. Selain itu, impor naik untuk pertama kalinya tahun ini. Selama paruh pertama 2025, ekonomi tumbuh 5,3%. Momentum pertumbuhan di paruh kedua diproyeksikan bakal terus melemah di tengah berbagai hambatan, termasuk konflik dagang menjelang tenggat tarif 12 Agustus, tekanan deflasi, dan suramnya sektor properti yang masih berlangsung hingga saat ini. Sementara itu, badan statistik Tiongkok menyebut seputar ketidakpastian eksternal yang terus terjadi serta memperingatkan bahwa permintaan domestik "tidak cukup kuat."

PDB (GDP) di China tumbuh 5,20 persen pada kuartal kedua tahun 2025 dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Pertumbuhan GDP Tahunan di China rata-rata sebesar 8,76 persen dari tahun 1989 hingga 2025, mencapai tertinggi sepanjang masa sebesar 18,90 persen pada kuartal pertama 2021 dan terendah sebesar -6,80 persen pada kuartal pertama 2020.

PDB (GDP) di China tumbuh 5,20 persen pada kuartal kedua tahun 2025 dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Pertumbuhan GDP Tahunan di China diperkirakan akan mencapai 5,40 persen pada akhir kuartal ini, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis. Secara jangka panjang, Tingkat Pertumbuhan GDP Tahunan China diproyeksikan akan cenderung sekitar 5,00 persen pada tahun 2026 dan 5,10 persen pada tahun 2027, menurut model ekonometri kami.



Kalender GMT Referensi Realisasi Sebelum Ini Kesepakatan
2025-04-16 02:00 AM
Tingkat Pertumbuhan PDB (Tahunan)
Q1 5.4% 5.4% 5.1%
2025-07-15 02:00 AM
Tingkat Pertumbuhan PDB (Tahunan)
Q2 5.2% 5.4% 5.1%
2025-10-20 02:00 AM
Tingkat Pertumbuhan PDB (Tahunan)
Q3 5.2%


Terakhir Sebelum Ini Satuan Referensi
Pertumbuhan PDB Setahun Penuh 5.00 5.40 Persen Dec 2024
Tingkat Pertumbuhan PDB (Tahunan) 5.20 5.40 Persen Jun 2025
PDB Atas Dasar Harga Konstan 306612.20 1282320.80 Cny - Seratus - Juta Mar 2025
PDB Sektor Pertanian 11712.80 91413.90 Cny - Seratus - Juta Mar 2025
PDB dari Konstruksi 14429.90 89949.30 Cny - Seratus - Juta Mar 2025
PDB dari Manufaktur 98344.50 405442.10 Cny - Seratus - Juta Mar 2025
PDB dari Jasa 195142.30 765582.50 Cny - Seratus - Juta Mar 2025
PDB Sektor Transportasi 13892.50 59232.20 Cny - Seratus - Juta Mar 2025
Pertumbuhan PDB (q-to-q) 1.10 1.20 Persen Jun 2025
Pembentukan Modal Tetap Bruto 537875.60 523590.30 Cny - Seratus - Juta Dec 2024
Gross National Income 1339672.00 1283680.30 Cny - Seratus - Juta Dec 2024

Tingkat Pertumbuhan PDB Tahunan China
Di Tiongkok, Produk Domestik Bruto dibagi menjadi tiga sektor: Primer, Sekunder, dan Tersier. Industri Primer mencakup Pertanian, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan dan menyumbang sekitar 9 persen dari GDP. Sektor Sekunder, yang mencakup Industri (40 persen dari GDP) dan Konstruksi (9 persen dari GDP), adalah yang paling penting. Sementara sektor Tersier menyumbang 44 persen sisanya dari total output dan terdiri dari Perdagangan Grosir dan Eceran; Transportasi, Penyimpanan, dan Pos; Intermediasi Keuangan; Real Estate; Layanan Hotel dan Katering dan Lain-lain.
Realisasi Sebelum Ini Tertinggi Paling Rendah Tanggal Satuan Frekuensi
5.20 5.40 18.90 -6.80 1989 - 2025 Persen Kuartalan

Berita
Pertumbuhan PDB Tiongkok Kuartal II Sedikit di Atas Perkiraan, Prospek Pudar
Perekonomian Tiongkok tumbuh 5,2% yoy pada kuartal 2, 2025, melambat dari 5,4% pada dua kuartal sebelumnya dan mencatatkan laju terendahnya sejak kuartal 3 2024. Meski demikian, rilis terbaru itu sedikit di atas konsensus pasar sebesar 5,1%, didukung sebagian oleh berbagai langkah kebijakan Beijing di tengah jeda pemberlakuan tarif. Pada Juni, aktivitas industri ternyata mencapai laju tertingginya dalam tiga bulan, sementara tingkat pengangguran tetap pada level terendahnya dalam enam bulan. Namun, penjualan eceran melambat, dengan laju paling lemah dalam empat bulan sekalipun pemerintah memberikan subsidi untuk pemberian barang elektronik. Beralih ke perdagangan, ekspor Tiongkok tumbuh lebih cepat seiring upaya pabrikan yang mempercepat pengiriman. Selain itu, impor naik untuk pertama kalinya tahun ini. Selama paruh pertama 2025, ekonomi tumbuh 5,3%. Momentum pertumbuhan di paruh kedua diproyeksikan bakal terus melemah di tengah berbagai hambatan, termasuk konflik dagang menjelang tenggat tarif 12 Agustus, tekanan deflasi, dan suramnya sektor properti yang masih berlangsung hingga saat ini. Sementara itu, badan statistik Tiongkok menyebut seputar ketidakpastian eksternal yang terus terjadi serta memperingatkan bahwa permintaan domestik "tidak cukup kuat."
2025-07-15
Tiongkok Luncurkan Kebijakan untuk Dongkrak Konsumsi dan Upah
Tiongkok merilis pedoman baru pada Rabu untuk mendongkrak konsumsi dengan mengoptimalkan beragam perangkat di sektor keuangan. Langkah ini bertujuan membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan individu, dan merangsang aktivitas perekonomian. Dibuat secara bersama oleh enam lembaga pemerintah dan diterbitkan oleh bank sentral, rencana tersebut mengusung dukungan bagi perusahaan di sektor konsumen yang memenuhi syarat untuk menggelar IPO, obligasi, maupun cara-cara lain yang tersedia. Institusi keuangan diharapkan meningkatkan layanan mereka di samping juga melakukan inovasi produk terkait kredit serta mengelola risiko secara efektif guna memenuhi kebutuhan pembiayaan konsumen. Bank sentral berjanji untuk "membimbing institusi keuangan" dalam memperkuat layanan, baik dari sisi pasokan maupun permintaan, serta menggunakan mekanisme seperti giro wajib, penawaran ulang kredit berikut diskonto, dan operasi pasar terbuka. Kesemuanya itu untuk memastikan ketersediaan likuiditas serta menurunkan ongkos pembiayaan. Pedoman baru tersebut juga mendorong peluncuran ETF yang berfokus pada konsumen dan juga mendukung REIT terkait proyek infrastruktur yang layak. Membuka lapangan kerja dan mengupayakan kenaikan upah juga termasuk dalam rencana keuangan tersebut seiring upaya pemerintha untuk memperbaiki kepercayaan konsumen.
2025-06-25
Tiongkok Secara Bertahap Salurkan Subsidi untuk Dukung Konsumsi
Tiongkok akan mengatur peluncuran subsidi perdagangan barang konsumen yang tersisa guna memastikan stabilitas perekonomian dan menghindari kekurangan pendanaan lokal, demikian menurut media pemerintah Securities Times pada Rabu. Dari total CNY 300 miliar ($41,8 miliar) yang dialokasikan untuk stimulus, sekitar CNY 162 miliar telah didistribusikan kepada daerah. Program ini, yang memberikan insentif kepada masyarakat untuk mengganti peralatan rumah tangga, elektronik, dan kendaraan lama, telah mendorong lonjakan tajam dalam penjualan ritel. Ini merupakan langkah strategis Beijing untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri. Namun, cepatnya program ini—terutama di sektor otomotif—telah membebani anggaran regional. Setidaknya enam kota, termasuk di sejumlah pusat manufaktur utama, menangguhkan subsidi kendaraan di tengah kekhawatiran atas pengelolaan yang buruk dan kekhawatiran akan habisnya sunsidi dimaksud. Situasi ini menggarisbawahi kesulitan terkait upaya perluasan stimulus jangka pendek di seantero negeri. Pemangku kebijakan kini berusaha memperketat pengawasan terkait penyaluran subsidi guna mencegah penyalahgunaan dan memastikan pengaruh positifnya dalam jangka panjang.
2025-06-19