Bank Sentral Sri Lanka mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada 8,00% selama pertemuan Januari 2025 untuk menjaga tingkat inflasi pada target 5% dalam jangka menengah sambil mendorong pemulihan ekonomi.
Tren deflasi saat ini, didorong oleh penurunan harga energi, diperkirakan akan berlanjut dalam jangka pendek, dengan proyeksi inflasi akan berubah positif dan mendekati target pada akhir 2025.
Di bidang PDB, ekonomi Sri Lanka tumbuh kuat pada 2024, dengan ekspansi PDB YoY sebesar 5,5% pada Q3, setelah 4,7% pada Q2.
Momentum ini diharapkan terus berlanjut hingga 2025, didukung oleh penurunan suku bunga pinjaman pasar, peningkatan kepercayaan bisnis, dan peningkatan kredit sektor swasta.
Bank sentral juga mempertahankan Suku Bunga Fasilitas Pinjaman Berdiri pada 8,50%, sementara Suku Bunga Fasilitas Simpanan Berdiri tetap pada 7,50%.
Dewan mengulangi komitmennya untuk memantau inflasi dan variabel ekonomi guna memastikan stabilitas harga domestik dan pertumbuhan yang berkelanjutan.