Sri Lanka mencatat surplus Neraca Transaksi Berjalan sebesar 1,20 persen dari Produk Domestik Bruto negara pada tahun 2024. Neraca Transaksi Berjalan terhadap PDB di Sri Lanka rata-rata -4,95 persen dari PDB dari tahun 1980 hingga 2023, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 1,80 persen dari PDB pada tahun 2023 dan rekor terendah sebesar -19,30 persen dari PDB pada tahun 1980.
Neraca Transaksi Berjalan terhadap PDB di Sri Lanka rata-rata -4,95 persen dari PDB dari tahun 1980 hingga 2023, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 1,80 persen dari PDB pada tahun 2023 dan rekor terendah sebesar -19,30 persen dari PDB pada tahun 1980.
Neraca Berjalan terhadap PDB di Sri Lanka diperkirakan akan mencapai -1,60 persen dari PDB pada akhir tahun 2025, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis. Secara jangka panjang, Neraca Berjalan terhadap PDB Sri Lanka diproyeksikan akan cenderung sekitar -1,90 persen dari PDB pada tahun 2026 dan -1,80 persen dari PDB pada tahun 2027, menurut model ekonometri kami.