Impor ke Malaysia tumbuh sebesar 6,6% year-on-year menjadi MYR 125,86 miliar pada Mei 2025, melebihi perkiraan pasar sebesar 13,8% dan melambat tajam dari laju tercepat dalam lebih dari setahun yaitu lonjakan 20,0% pada bulan sebelumnya.
Angka terbaru menyoroti efek samping dari kenaikan tarif Amerika Serikat, dengan impor turun untuk barang intermediate (-4,4%) dan barang konsumsi (-1,1%), sementara barang modal melonjak 63,7%.
Menurut sektor, impor naik di sektor manufaktur (8,5%), didorong oleh kenaikan yang kuat pada produk E&E (39,4%) dan mesin (0,6%).
Impor pertanian meningkat 7,2%, terutama didukung oleh produk minyak kelapa sawit (26,9%).
Sebaliknya, impor pertambangan anjlok 16,1%, tertekan oleh penurunan tajam pada minyak mentah (-37,4%) dan produk pertambangan lainnya (-15,6%).
Impor meningkat dari China (11,3%), Amerika Serikat (46,7%), dan Taiwan (37,8%), namun menurun dari negara-negara ASEAN (-7,7%), Jepang (-18,1%), Uni Eropa (-7,5%), dan Korea Selatan (-0,9%).
Untuk lima bulan pertama tahun ini, total impor naik 6,9% menjadi MYR 591,54 miliar.