Malaysia dilaporkan tengah dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat untuk mengurangi tarif menjadi sekitar 20%, berusaha mengupayakan tercapainya kesepakatan dagang sebelum pemberlakuan tarif 25% pada 1 Agustus, demikian menurut Bloomberg News. Pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim berusaha mencari kesetaraan dengan negara-negara di kawasan seperti Indonesia dan Vietnam namun menolak tuntutan Amerika terkait kendaraan listrik, batasan kepemilikan asing, dan subsidi. Meskipun Malaysia telah berupaya memperbaiki beberapa hal yang menjadi keberatan pihak Amerika—terutama yang terkait semikonduktor— Kuala Lumpur menolak sejumlah usul seperti memperpanjang pembebasan pajak atas kendaraan listrik Amerika, melonggarkan batas kepemilikan asing di sektor energi dan keuangan, serta mengurangi subsidi untuk nelayan lokal. Perdagangan antara kedua negara mencapai $80,2 miliar pada 2024, dengan Amerika mengalami defisit sebesar $24,8 miliar. Menteri Investasi Zafrul Aziz memperingatkan bahwa kesepakatan perdagangan yang dirancang dengan buruk dapat merugikan ekonomi Malaysia dalam jangka panjang.

Malaysia mencatat surplus perdagangan sebesar 8600 Juta MYR pada bulan Juni 2025. Neraca perdagangan di Malaysia rata-rata sebesar 4871,33 juta MYR dari tahun 1970 hingga 2025, mencapai puncak tertinggi sepanjang masa sebesar 31839,22 juta MYR pada September 2022 dan terendah sebesar -4464,53 juta MYR pada April 2020.

Malaysia mencatat surplus perdagangan sebesar 8600 Juta MYR pada bulan Juni 2025. Neraca perdagangan di Malaysia diperkirakan akan mencapai 7000,00 Juta MYR pada akhir kuartal ini, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis. Secara jangka panjang, Neraca Perdagangan Malaysia diproyeksikan akan cenderung sekitar 10000,00 Juta MYR pada tahun 2026, menurut model ekonometri kami.



Kalender GMT Referensi Realisasi Sebelum Ini Kesepakatan
2025-06-20 04:00 AM
Neraca Perdagangan
May MYR0.8B MYR5.1B MYR6.4B
2025-07-18 04:00 AM
Neraca Perdagangan
Jun MYR8.6B MYR0.76B MYR10.4B
2025-08-19 04:00 AM
Neraca Perdagangan
Jul MYR8.6B


Terakhir Sebelum Ini Satuan Referensi
Neraca Perdagangan 8592.00 760.00 Myr - Juta Jun 2025
Arus Modal -20184.00 -9390.00 Myr - Juta Mar 2025
Transaksi Berjalan 16697.00 12907.00 Myr - Juta Mar 2025
Transaksi Berjalan dibandingkan dengan PDB 1.70 1.50 Persen Dari Pdb Dec 2024
Ekspor 121722.00 126618.00 Myr - Juta Jun 2025
Ekspor YoY -3.50 -1.10 Persen Jun 2025
Penanaman Modal Asing 15565.78 18681.82 Myr - Juta Mar 2025
Impor 113130.00 125856.96 Myr - Juta Jun 2025
Impor YoY 1.20 6.60 Persen Jun 2025
Aturan Perdagangan 121.50 118.60 Poin Jun 2025

Neraca Perdagangan Malaysia
Perdagangan internasional berperan besar dalam ekonomi Malaysia. Sejak tahun 1998, Malaysia telah melaporkan surplus perdagangan yang konsisten, terutama karena meningkatnya ekspor produk elektrik dan elektronik. Pada tahun 2015, surplus perdagangan terbesar tercatat dengan Hong Kong, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat sedangkan defisit perdagangan terbesar dengan Tiongkok dan Taiwan.
Realisasi Sebelum Ini Tertinggi Paling Rendah Tanggal Satuan Frekuensi
8592.00 760.00 31839.22 -4464.53 1970 - 2025 Myr - Juta Bulanan

Berita
Malaysia Upayakan Tarif 20% dari AS, Tolak Sejumlah Permintaan Amerika
Malaysia dilaporkan tengah dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat untuk mengurangi tarif menjadi sekitar 20%, berusaha mengupayakan tercapainya kesepakatan dagang sebelum pemberlakuan tarif 25% pada 1 Agustus, demikian menurut Bloomberg News. Pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim berusaha mencari kesetaraan dengan negara-negara di kawasan seperti Indonesia dan Vietnam namun menolak tuntutan Amerika terkait kendaraan listrik, batasan kepemilikan asing, dan subsidi. Meskipun Malaysia telah berupaya memperbaiki beberapa hal yang menjadi keberatan pihak Amerika—terutama yang terkait semikonduktor— Kuala Lumpur menolak sejumlah usul seperti memperpanjang pembebasan pajak atas kendaraan listrik Amerika, melonggarkan batas kepemilikan asing di sektor energi dan keuangan, serta mengurangi subsidi untuk nelayan lokal. Perdagangan antara kedua negara mencapai $80,2 miliar pada 2024, dengan Amerika mengalami defisit sebesar $24,8 miliar. Menteri Investasi Zafrul Aziz memperingatkan bahwa kesepakatan perdagangan yang dirancang dengan buruk dapat merugikan ekonomi Malaysia dalam jangka panjang.
2025-07-22
Surplus Perdagangan Malaysia Turun pada Juni
Surplus perdagangan Malaysia turun tajam ke level MYR 8,6 miliar pada Juni 2025, jauh lebih rendah dari surplus MYR 14,3 miliar pada bulan yang sama tahun lalu dan di bawah perkiraan pasar sebesar MYR 10,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan ekspor yang terjadi di tengah kenaikan impor. Ekspor turun 3,5% dari tahun lalu ke level terendahnya dalam empat bulan dengan nilai MYR 121,7 miliar. Ini merupakan penurunan dalam dua bulan terakhir, menyusul kontraksi 1,2% yang merupakan revisi ke atas pada Mei dan meleset dari ekspektasi berupa kenaikan 5,6%. Pelemahan ekspor dipicu oleh pnurunan order di sektor pertambangan (-28,7%) dan manufaktur (-3,3%). Sebaliknya, ekspor pertanian melonjak 17,5%. Sementara itu, impor naik 1,2% ke posisi MYR 113,1 miliar, jauh lebih rendah dari ekspektasi kenaikan sebesar 9,7%. Impor barang modal (21,8%) dan barang konsumsi (1,6%) mengalami kenaikan. Sebaliknya, barang setengah jadi turun 1,2%. Pada paruh pertama 2025, Malaysia mencatatkan surplus MYR 55,5 miliar, dengan ekspor dan impor tumbuh masing-masing 3,8% dan 5,9%,.
2025-07-18
Malaysia Menanggapi Tarif AS Baru
Malaysia menegaskan komitmennya terhadap hubungan perdagangan yang "seimbang" dan "salin manfaat" dengan AS meskipun pengumuman Presiden Trump tentang tarif sebesar 25% pada barang-barang Malaysia mulai 1 Agustus. Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri mengakui kekhawatiran Trump mengenai ketidakseimbangan perdagangan dan akses pasar tetapi menekankan bahwa tarif sepihak "mengganggu operasi bisnis, rantai pasokan, dan investasi" di kedua negara. Mereka berjanji untuk mengambil "langkah-langkah yang diperlukan" untuk melindungi bisnis dan konsumen Malaysia, menambahkan bahwa Kuala Lumpur akan terus berkomunikasi dengan rekan-rekan AS untuk mengklarifikasi cakupan tarif dan mencari solusi. Trump, dalam surat kepada Perdana Menteri Anwar Ibrahim, menyebut tarif 25% tersebut "jauh lebih sedikit" dari yang diperlukan untuk menghilangkan defisit perdagangan AS dengan Malaysia, memperingatkan agar tidak mengalihkan barang atau memberlakukan tarif balasan.
2025-07-08