Malaysia mungkin perlu menurunkan proyeksi pertumbuhan 2025 sebesar 4,5%–5,5% karena ketidakpastian perdagangan dan tarif, menurut Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour.
Namun, beliau menambahkan bahwa pemerintah mengambil pendekatan menunggu dan melihat serta tidak terburu-buru untuk merevisi proyeksi, lebih memilih untuk memantau bagaimana situasi perdagangan global berkembang.
Berbicara di acara IMF di Washington, Ghaffour mengatakan Kuala Lumpur menghadapi potensi tarif AS sebesar 24% pada ekspornya mulai Juli kecuali ada kesepakatan.
Menteri perdagangan dan keuangan kedua Malaysia saat ini berada di AS untuk negosiasi.
Gubernur bank sentral menekankan bahwa tingkat suku bunga saat ini sebesar 3% bersahabat dengan pertumbuhan dan mencerminkan ekspektasi inflasi.
Pekan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan PDB Malaysia menjadi 4,1% tahun ini, turun dari perkiraan Januari sebesar 4,7%, sejalan dengan penurunan proyeksi regional secara umum.