Ekspor dari China tumbuh sebesar 8,1% secara tahunan menjadi USD 315,7 miliar pada April 2025, jauh melampaui perkiraan pasar sebesar 1,9%.
Namun, angka terbaru ini menandai perlambatan tajam dari kenaikan 12,4% pada Maret—pertumbuhan tercepat sejak Oktober lalu—karena pengiriman ke AS terhambat oleh tarif Trump dan ketidakpastian seputar pembicaraan dagang antara Washington dan Beijing.
Di antara mitra dagang, ekspor meningkat ke Jepang (7,8%), Taiwan (15,5%), Australia (5,8%), Uni Eropa (8,3%), dan ASEAN (20,8%), sementara menurun ke AS (-21,0%) dan Korea Selatan (-0,3%).
Untuk empat bulan pertama tahun 2025, ekspor naik 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2024, mencapai USD 1,17 triliun.
Selama periode tersebut, pengiriman meningkat untuk produk pertanian (5,0%), pupuk (22,1%), tekstil (3,8%), dan aluminium mentah serta produk aluminium (0,5%).
Sebaliknya, ekspor turun untuk logam tanah jarang (-15,3%) dan pakaian (-1,5%).
Ekspor meningkat ke Jepang (4,0%), India (15,8%), dan Inggris (5,1%), sementara menurun ke AS (-2,5%).