Perolehan laba perusahaan industri di Tiongkok turun 1.8% dari tahun sebelumnya senilai CNY 3.44 triliun dalam paruh pertama tahun 2025, lebih dalam dari penurunan sebesar 1.1% pada Januari-Mei.
Data tersebut mengindikasikan tekanan deflasi yang masih terus berlangsung di tengah ketidakpastian dagang dalam bentuk pengenaan tarif secara luas oleh Amerika Serikat.
Laba perusahaan milik pemerintah turun lebih dalam ( (-7.6% vs.
-7.4% pada Januari-Mei), sementara pertumbuhan profit di sektor swasta melambat signifikan (1.7% vs 3.4%).
Profit mengalami penurunan pada industri batu bara (-53.0%), minyak dan gas (-11.5%), bahan-bahan kimia (-9.0%), tekstil (-8.1%), dan mineral non-metalik (-5.4%).
Sebaliknya, profit tumbuh pada sejumlah industri seperti agrikultur (22.8%), peleburan logam non-besi (7.8%), manufaktur umum (6.5%), produksi energi (5.6%), perlengkapan khusus (4.4%), otomotif (3.6%), komputer and komunikasi (3.5%), dan elektronik lain (3.5%).
Untuk Juni, laba perusahaan menyusut 4.3% dari tahun lalu, melambat dari penurunan 9.1% pada Mei namun mencatatkan penurunan dalam dua bulan terakhir.