Surplus perdagangan Brunei meningkat menjadi BND 429,2 juta pada November 2024 dari BND 404,0 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya, karena impor turun lebih banyak dibandingkan ekspor.
Pembelian merosot 23,3% secara tahunan menjadi BND 724,1 juta, terutama disebabkan oleh penurunan signifikan dalam bahan bakar mineral (-29,8%) dan mesin serta peralatan transportasi (-36,0%).
Bagian terbesar impor berasal dari Malaysia (32,8%), Uni Emirat Arab (14,1%), Arab Saudi (14,0%), Australia (11,5%), dan China (7,8%).
Sementara itu, ekspor turun lebih lambat sebesar 14,5% ke level terendah lima bulan sebesar BND 1.153,3 juta, akibat penurunan 11,4% dalam bahan bakar mineral dan bahan kimia (-33,2%).
Bagian terbesar ekspor menuju Australia (22,7%), China (14,8%), Malaysia (11,9%), Jepang (10,8%), dan Vietnam (7,4%).
Selama sebelas bulan pertama tahun ini, Brunei mencatat surplus perdagangan sebesar BND 4.927,0 juta, jauh lebih tinggi dari BND 4.173,6 juta pada periode yang sama tahun 2023, dengan ekspor tumbuh sebesar 4,4% sementara impor turun 1,9%.