Surplus perdagangan Mongolia menyusut menjadi USD 201,0 juta pada Mei 2025 dari USD 548,8 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor turun sebesar 16,7% year-on-year menjadi USD 1.182,0 juta, sementara impor naik sebesar 1,2% menjadi USD 981,0 juta.
Untuk periode Januari–Mei, surplus perdagangan menyusut menjadi USD 884,5 juta dari USD 1.962,3 juta tahun sebelumnya.
Ekspor turun sebesar 14,7% dari tahun sebelumnya menjadi USD 5.424,6 juta, didorong oleh penjualan batubara, kasmir dicuci, minyak bumi mentah, dan bijih besi dan konsentrat yang lebih rendah.
China tetap menjadi pasar ekspor terbesar Mongolia, menyumbang 91,9% dari pengiriman keluar, batubara menyumbang 45,8% dari ekspor, diikuti oleh bijih tembaga dan konsentrat sebesar 37,2%.
Sementara itu, impor naik sebesar 3,3% menjadi USD 4.540,1 juta, terutama karena pembelian mobil, suku cadang untuk kendaraan, dan ponsel.
Di antara mitra dagang, China menyumbang porsi impor terbesar (36,9%), diikuti oleh Rusia (24,3%) dan Jepang (13,2%).