Surplus perdagangan Mongolia menyusut menjadi USD 219 juta pada April 2025, turun dari USD 275 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor turun 4,5% year-on-year menjadi USD 1230 juta, sementara impor sedikit turun 0,1% menjadi USD 1011 juta.
Untuk periode Januari–April, surplus perdagangan menyusut signifikan menjadi USD 683,2 juta dari USD 1511,1 juta tahun sebelumnya.
Ekspor menurun 14,1% menjadi USD 4242,6 juta, dipicu oleh penjualan batubara, minyak bumi mentah, daging domba dan kambing, serta bijih besi dan konsentrat yang lebih rendah.
China tetap menjadi pasar ekspor terbesar Mongolia, menyumbang 91,2% dari pengiriman keluar, batubara menyumbang 47,5% dari ekspor, diikuti oleh bijih dan konsentrat tembaga sebesar 35,5%.
Sementara itu, impor naik 3,9% menjadi USD 3559,4 juta, terutama karena pembelian mobil, suku cadang untuk kendaraan, dan ponsel.
Di antara mitra dagang, China menyumbang porsi impor terbesar (35,3%), diikuti oleh Rusia (25,7%) dan Jepang (13,2%).