Surplus perdagangan Mongolia menyempit menjadi USD 171,7 juta pada Maret 2025 dari USD 648,7 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor merosot 31,3% secara tahunan menjadi USD 1008,3 juta, sementara impor naik tipis 2,1% menjadi USD 836,7 juta.
Untuk periode Januari–Maret, surplus perdagangan menyusut menjadi USD 465,1 juta dari USD 1236 juta setahun sebelumnya.
Ekspor menurun 17,5% menjadi USD 3013,0 juta, dipicu oleh penurunan penjualan batu bara, emas, daging domba dan kambing, bijih besi dan konsentrat, serta minyak mentah.
China tetap menjadi pasar ekspor terbesar Mongolia, menyumbang 92,2% dari pengiriman keluar, dengan batu bara (48,3%) dan bijih tembaga serta konsentrat (33,5%) menjadi bagian terbesar dari ekspor.
Sementara itu, impor naik 5,5% menjadi USD 2548,0 juta, terutama karena peningkatan pembelian mobil, diesel, suku cadang kendaraan, truk, dan perangkat telepon.
Di antara mitra dagang, China menyumbang bagian terbesar dari impor (33,1%), diikuti oleh Rusia (27,6%) dan Jepang (13,8%).