Surplus perdagangan Mongolia menyusut tajam menjadi USD 46 juta pada Januari 2025, turun dari USD 331,9 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Ini menandai surplus perdagangan terkecil sejak defisit pada Januari 2022, karena ekspor turun 19,5% year-on-year menjadi USD 1.019,2 juta, terutama karena penurunan penjualan produk mineral (-23,8%), terutama batu bara bituminus (-44,1%).
Di antara mitra perdagangan, Tiongkok menyumbang bagian terbesar dari pengiriman keluar sebesar 91%, dengan batu bara dan bijih tembaga serta konsentrat membentuk 51,0% dan 28,4% dari total ekspor ke Tiongkok, masing-masing.
Sementara itu, impor naik 4,1% year-on-year menjadi USD 973,2 juta, didorong oleh peningkatan pembelian produk mineral (+4%) dan mesin, peralatan, dan perangkat listrik (+21,7%).
Mengenai mitra perdagangan, Tiongkok memegang bagian terbesar dari impor sebesar 32,8%, diikuti oleh Rusia (26,5%), Jepang (14,5%), dan AS (7,2%).