Bank Sentral Mauritius dengan suara bulat memutuskan untuk menaikkan suku bunga repo utama sebesar 50 bps menjadi 4,5% pada 4 Februari 2025, mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak Agustus 2024.
MPC menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk memastikan ekspektasi inflasi terpatri dengan kuat sambil juga menahan tekanan nilai tukar.
Para pembuat kebijakan mencatat bahwa meskipun inflasi mencapai 3,6% pada Desember 2024, prospek inflasi membawa risiko kenaikan baik secara domestik maupun eksternal, termasuk gangguan rantai pasokan global, peristiwa terkait iklim, dan inflasi impor yang tinggi.
Di dalam negeri, inflasi, terutama dalam layanan, tetap tinggi.
Bank memproyeksikan inflasi akan berakhir di angka 3,7% pada tahun 2025, sedikit di atas target jangka menengah sebesar 3,5%, meskipun inflasi domestik dapat melampaui ekspektasi jika terjadi perang dagang global.
Perekonomian diperkirakan akan melihat kinerja positif dari sektor-sektor kunci seperti konstruksi, layanan keuangan, pariwisata, dan perdagangan pada tahun 2025, dengan Bank memproyeksikan pertumbuhan antara 3,5% dan 4,0%.